Page Nav

HIDE

Breaking News:

latest

Ads Place

Inkubator Bisnis “Sosialisasi Dan Implementasi Digital Marketing Pada UMKM

Dicky Chandra Menjamurnya situs-situs penjualan dan pembelian online seperti tokopedia, bukalapak, shopee, dan sebagainya memberikan dampak ...


Dicky Chandra

Menjamurnya situs-situs penjualan dan pembelian online seperti tokopedia, bukalapak, shopee, dan sebagainya memberikan dampak terhadap aktivitas kegiatan perekonomian bagi konsumen dan produsen. Hal lain, yang serupa seperti yang telah dikembangkan, antara lain yaitu oleh Facebook dengan platform Facebook Business Page, Twitter dengan platform twitter businesses, Youtube, LinkedIn, Flickr, dan lainnya juga telah merubah paradigma baik konsumen maupun produsen untuk melakukan transaksi perekonomian.

Perkembangan pengunaan teknologi yang sangat pesat merubah kegiatan perekonomian yang ada di suatu negara.  UMKM memiliki peluang untuk mengembangkan usahanya dengan cara memasarkan produk yang dihasilkan melalui penggunaan media internet. Oleh karena dasar itu juga-lah kami melakukan pengabdian masyarakat dengan mengusung tema: Inkubator Bisnis “Sosialisasi dan Implementasi Digital Marketing Pada Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMKM) Milik Warga Di Kelurahan Ciracas, Jakarta Timur”. kegiatan yang dilaksanakan pada Jum’at (15/02/2019) yang diikuti oleh kurang lebih 15 orang pelaku usaha UMKM di Kelurahan Ciracas, Jakarta Timurdan  berjalan lancar dan diikuti dengan antusias.

Proses pemasaran produk yang masih menggunakan metode tradisional, dan keterbatasan SDM yang memahami media internet (digital marketing) pada sektor UMKM industri pengolahan, merupakan 2 (dua) permasalahan pokok dari sekian banyak permasalahan yang ada pada pelaku UMKM di Ciracas yang kami temui. Kegiatan ini bertujuan untuk bertukar pikiran dalam mencarikan solusi terhadap permasalahan tersebut.

Kegiatan ini disajikan dengan medote exploration, yaitu menggali satu atau beberapa aspak khusus suatu topik. Kemudian mendiskusikannya, mempelajari mencarikan alternatif solusinya dan mengevaluasi. Kami juga akan menggunakan metode sharing of ideas, prosedure give and take, yaitu suatu diskusi yang selaras dengan memberikan pandangan-pandangan di mana seluruh peserta bisa ikut berpartisipasi menumpahkan pemikirannya untuk berinterkasi memecahkan masalah-masalah yang ada (resource person dan resoure materials).

Hasil kegiatan Sosialisasi dan Implementasi ini membuat kami pemateri “angkat topi” terhadap usaha yang telah dijalankan para pelaku usaha UMKM di daerah Ciracas, Jakarta Timur ini. Misalnya saja, salah satu usaha yang mampu membuat kami terlirik adalah usaha Bir Pletok milik salah satu kelompok warga (UMKM) di sini, yaitu minuman penyegar yang dibuat dari campuran beberapa rempah, seperti jahe, daun pandan wangi, dan serai. Minuman tradisional ini dikenal di kalangan etnis Betawi. Agar warnanya lebih menarik, orang Betawi biasanya menggunakan tambahan kayu secang, yang akan memberikan warna merah bila diseduh dengan air panas. Walaupun mengandung kata bir, bir pletok tidak mengandung alkohol. Minuman ini berkhasiat untuk memperlancar edaran darah. Masyarakat Betawi banyak mengonsumsinya pada malam hari sebagai penghangat.

Adapun yang kami sayangkan dari hasil kegiatan ini, kami mendapati bahwa pelaku usaha (UMKM) rata-rata di sini, khususnya untuk usaha Bir Pletok ini, kami melihat bahwa produk mereka masih dikemas dengan wadah botol plastik yang sederhana sehingga menimbulkan kesan “murahan” jika ditawarkan ke pasar. Di sisi lain, desain logo yang mewakili produk ini belum mampu memposisikan (positioning) brand image yang kuat terhadap merek yang mereka tawarkan. Sehingga, daya saing (competitive) dan nilai tambah (added value) dari produk ini tidak mampu mewakili manfaat yang ditawarkan dari produk ini sendiri. Hal ini tentunya menyulitkan produk Bir Pletok milik warga ini untuk dapat diterima di pasaran, ditambah dengan sistem pemasarn (marketing system) yang masih tradisional dengan ruang lingkup pemasaran yang kecil karena impact dari minimnya pengetahuan dan keterbatasan channel yang dimiliki oleh warga.
Terbatasnya kapasitas produksi, penjualan yang masih minim, tingkat keuntungan yang masih sedikit, dan rendahnya market accessibility serta masih banyak hal lainnya merupakan konsekuensi logis dari semua kondisi di atas yang kami temukan dari hasil kegiatan sosialisasi ini.

Materi pertama disampaikan oleh Nur Hadiyazid Rahman, S.Si., M.M. Adapun materi yang disampaikan mengenai “Implementasi New Universal System Acconting (NUSAC)”. Materi tersebut disampaikan dari pukul 09.10 WIB – 10.30 WIB. Materi yang disampaikan dengan metode tutorial langsung (implementasi) terhadap aplikasi NUSAC pada handphone berbasis android milik masing-masing peserta, di mana pada saat aplikasi NUSAC tersebut disampaikan para peserta kegiatan diperkenankan untuk langsung interaktif (talkshow), sehingga sesi tanya-jawab serta diskusi terkait kondisi usaha UMKM milik warga Ciracas ini silih berganti mewarnai jalannya kegiatan PKM tersebut.
Mengkoreksi kekeliruan-keliruan yang terkait kondisi laporan keuangan, SDM, dan pencatatan keuangan lainnya dari usaha UMKM milik warga Ciracas ini membuahkan hasil yang signifikan. Setelah itu, pemateri bersama-sama dengan peserta merumuskan hal-hal apa saja dalam usaha UMKM tersebut yang dapat diimplementasikan dalam aplikasi NUSAC ini. Kemudian sepakat untuk berkomitmen kepada seluruh peserta kegiatan agar bisa menjalankan aplikasi NUSAC tersebut dengan konsisten dengan menetapkan skala indikator keberhasilan.

saya  selaku Ketua Pelaksana kegiatan ini menjelaskan mengenai “Pemanfaatan Digital Marketing dalam Dunia Usaha”. Materi tersebut disampaikan dari pukul 13.00 WIB – 14.10 WIB. Materi yang disampaikan dengan metode exploration dengan sharing of idea, di mana pada saat materi disampaikan para peserta kegiatan diperkenankan untuk langsung interaktif (talkshow), sehingga sesi tanya-jawab serta diskusi terkait kondisi komposisis produk, kemasan produk, proses produksi yang ideal, serta proses pemasaran digital silih berganti mewarnai jalannya sosialisasi pada kegiatan PKM tersebut.
Mengkoreksi kekeliruan-keliruan yang terdapat dalam standar mutu serta kondisi produk usaha UMKM milik warga Ciracas yang ada juga dapat dikatakan membuahkan hasil yang signifikan. Setelah itu, pemateri bersama-sama dengan peserta merumuskan standar mutu yang relevan sesuai dengan standar nasional dan proses pemasaran digital yang efektif dengan basis syariah yang dapat diimplementasikan terhadap usha mereka. Kemudian sepakat untuk berkomitmen kepada seluruh peserta agar bisa menjalankan rumusan baru tersebut dengan konsisten dengan menetapkan skala indikator keberhasilan terhadap pelaksanaan rumusan baru tersebut.

Dapat kami sarankan agar para pelaku UMKM melakukan hal-hal sebagai berikut:
Konsisten memakai New Universal System Accounting (NUSAC) yang telah kami sosialisaikan dan tutorialkan dalam menjalankan usaha UMKM yang mereka miliki, di mana sistem ini dapat menjadi salah satu alternatif jawaban untuk menyelesaikan masalah sistem pemasaran (marketing system) yang masih tradisional dengan ruang lingkup pemasaran yang masih terbatas. Jika mengalami kesulitan atau kendala lainnya dalam proses penggunaannya, maka kami menyarankan agar mereka segera melakukan komunikasi dan koordinasi dengan kami untuk menyelesaikan persoalan yang ditemui tadi.

Konsisten mengimplementasikan keilmuan yang telah diperoleh sebagai sebuah wawasan dan pengetauan baru dalam melakukan kegiatan usha UMKM tersebut nantinya ke depan. Karena pada saat diskusi berlangsung, kami para pemateri sudah memberikan pengetahuan dan wawasan terkait kemasan dan desain logo yang menarik seperti apa yang dapat mereka gunakan untuk produk usaha UMKM mereka tersbut. Akan tetapi, kami juga menyarankan agar mereka tidak enggan untuk berkunjung ke Kampus FEB UHAMKA untuk melakukan diskusi lebih lanjut atau menanyakan hal lain terkait pengembangan produk UMKM mereka. Di samping itu, kami juga menyarankan kepada mereka untuk bekerjasama dengan pihak lain atau pihak lain tersbut juga bisa berkolaborasi dengan kami untuk membantu mengembangkan produk UMKM tersebut.
Bagi teman-teman akademisi lainnya yang memiliki kompetensi sejenis yang dapat membantu dalam research and development produk UMKM para masyarakat kecil, kami menyarankan untuk dapat melakukan kolaborasi agar potensi usaha UMKM dapat tergali dan bisa mencapai titik optimum mereka dalam berusaha.

Sebagai bahan catatan bagi kami, alangkah akan jauh lebih efektif dan mendatangkan banyak kontribusi yang positif jika pihak pemerintah (pusat/provinsi/daerah) dapat dilibatkan dalam proses Inkubasi Bisnis / Usaha UMKM ini.

Penulis; Dicky Chandra, S.E., M.M., Dosen FEB UHAMKA



Tidak ada komentar

Latest Articles